Kenikmatan dan musibah adalah dua hal yang akan selalu bersama seorang hamba dalam kehidupan dunia ini. Sehingga kita dituntut untuk siap, bukan saja ketika menghadapi kenikmatan dengan syukur kepada Allah ta’ala, tetapi juga ketika menghadapi musibah dengan kesabaran. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menjelaskan diantara sifat orang-orang yang beriman,
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin itu, sesungguhnya setiap keadaannya baik –dan hal itu tidak mungkin ada kecuali pada diri seorang mukmin- yaitu ketika dia mendapati sebuah kenikmatan diapun bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya. Dan apabila dia ditimpa sebuah musibah diapun bersabar, maka itu juga kebaikan baginya.” [HR. Muslim, no. 7692 dari Sahabat yang mulia Shuhaib bin Sinan radhiyallahu’anhu]
Telah banyak terjadi musibah jatuhnya pesawat yang menelan korban jiwa di negeri ini. Sebagai orang yang beriman hendaklah kita mampu mengambil pelajaran dari setiap musibah yang kita saksikan atau dengarkan. Karena sesungguhnya Allah tabaraka wa ta’ala telah memperingatkan dalam Al-Qur’an bahwa diantara hikmah adanya musibah adalah dua perkara: (more…)